https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/issue/feedPublikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan2023-08-03T14:54:47+07:00Nuryantonuryanto_dcn@yahoo.co.idOpen Journal Systems<p>Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang fokus pada ekonomi, kesehatan, pendidikan, sumber daya alam, dan pertanian.</p>https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/544Front Matter Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 1 Tahun 20232023-08-03T14:54:47+07:00Manager jurnaljurnalpptksumsel@gmail.com2023-06-27T19:58:41+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/533Pentingnya Perilaku Pelaksana Regulasi untuk Pencapaian Indeks Inovasi Daerah yang Tinggi2023-06-27T23:25:22+07:00H. Herman Deruekojiraiya88@gmail.comKiagus Muhammad Sobriekojiraiya88@gmail.comAlfitri Alfitriekojiraiya88@gmail.comAndreas Leonardoekojiraiya88@gmail.com<p>Inovasi daerah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kemajuan suatu daerah. Pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan yang mengamanatkan inovasi daerah. Implementasi kebijakan inovasi daerah menjadi penentu kesuksesan atau kegagalan inovasi di daerah, sehingga dirasa penting untuk melakukan Studi Implementasi kebijakan Inovasi Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja implementasi kebijakan, dan menggali faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan inovasi daerah. Desain penelitian dipilih studi kualitatif yang dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan. Teknis pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada 47 Informan kunci dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif, induktif, dan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja implemetasi kebijakan inovasi daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 sangat baik dengan skor Indeks Inovasi daerah (79,47), provinsi terbaik secara Nasional. Kinerja Kebijakan tersebut dipengaruhi oleh perilaku pelaksana, sikap pelaksana, karakteristik organisasi, komunikasi antarorganisasi, kondisi sosial, ekonomi, dan politik, sumber daya, dan pemahaman terhadap standar dan sasaran kebijakan. Variabel perilaku pelaksana merupakan temuan khusus dalam penelitian ini yang memperkaya Teori Imlementasi Kebijakan Van Meter Van Horn. Disimpulkan bahwa diperlukan komitmen kepala daerah dan perilaku positif dari seluruh jajaran dalam mengimplementasikan kebijakan inovasi daerah untuk meningkatkan indeks inovasi daerah.</p>2023-06-27T17:56:05+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/510Pengaruh Indikator Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi di Pulau Sumatera2023-06-28T00:02:11+07:00Rahma Nurhamidahrahmaekonomi@gmail.comEndan Suwandanarahmaekonomi@gmail.com<p>Kualitas lingkungan Pulau Sumatera yang merupakan penopang kedua perekonomian Indonesia terancam memburuk. Perkembangan kualitas lingkungan yang tidak menentu serta potensi kegiatan ekonomi yang mengancam kelestarian lingkungan membuat kualitas lingkungan provinsi di Pulau Sumatera memerlukan perhatian lebih. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indikator pertumbuhan ekonomi terhadap kualitas lingkungan di 10 provinsi di Pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan metode <em>analisis regresi data panel. </em>Unit analisis dalam penelitian ini adalah sepuluh provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2015-2020. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan teknik analisis kuadran dan analisis inferensial melalui regresi data panel. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis kuadran menunjukkan bahwa dari 10 provinsi, dua di antaranya tergolong maju atau unggul dalam hal pendapatan, investasi, dan kualitas lingkungan. Analisis regresi dengan model <em>fixed effect</em> (FEM) menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi lingkungan yang ditunjukkan dengan adanya pengaruh negatif dan signifikan dari indikator pertumbuhan ekonomi PDRB dan PMTB terhadap kualitas lingkungan. Disimpulkan bahwa diperlukan upaya untuk memperketat peraturan perlindungan lingkungan, memperkuat kebijakan investasi dan undang-undang perlindungan lingkungan, serta mensosialisasikan kepada pemangku kepentingan terkait kepedulian lingkungan untuk menghindari kerusakan lingkungan dan degradasi lingkungan.</p>2023-06-27T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/511Cookies Tinggi Serat Berbahan Ampas Tahu dan Kulit Pisang Raja2023-06-27T20:19:07+07:00Terati Teratiterati_idris@yahoo.co.idAndini Putri Pertiwiterati_idris@yahoo.co.idAnggun Taristiterati_idris@yahoo.co.idNi Shafa Khalishah SRterati_idris@yahoo.co.idRiska Septianaseptianariska60@gmail.com<p>Masalah gizi yang sering terjadi pada anak salah satunya adalah kegemukan atau obesitas. Obesitas merupakan keadaan yang disebabkan oleh asupan energi dan lemak lebih tinggi dari energi yang dikeluarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima dan kandungan zat gizi cookies tepung ampas tahu dan tepung kulit pisang raja. Ampas tahu umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki nilai ekonomis yang rendah, sedangkan kulit pisang raja adalah bagian luar pisang yang jumlahnya cukup banyak ditemukan. Secara umum, pemanfaatan kulit pisang ini masih belum banyak dilakukan karena biasanya langsung dibuang sebagai limbah organik atau dapat juga dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak. Penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-factorial yang terdiri dari empat kali perlakuan dan tiga kali pengulangan. Hasil uji daya terima didapatkan formula yang paling banyak disukai adalah formula 3. Hasil uji laboratorium pada formula 3 didapat nilai energi 492,66 kkal, protein 4,76 gram, lemak 24,22 gram, karbohidrat 63,91 gram, dan serat pangan 31,18 gram. Disimpulkan bahwa Formula 3 memiliki daya terima yang paling tinggi (3,88) dan nilai gizi yang bagus.</p>2023-06-27T19:21:58+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/523Faktor-Faktor yang Mendasari Pelayanan Komplementer pada Kehamilan2023-06-27T20:19:07+07:00Almira Gitta Novikadewisetyaningsih@respati.ac.idDewi Setyaningsihdewisetyaningsih@respati.ac.idMasruroh Masrurohdewisetyaningsih@respati.ac.idRedaneya Centaurydewisetyaningsih@respati.ac.id<p>Pelayanan terapi komplementer menjadi salah satu bagian yang penting dalam pelayanan kesehatan. Selama ini pendekatan yang digunakan masih banyak dilakukan dengan pendekatan konvensional meskipun Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tanaman herbal dan dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Wanita merupakan kelompok pengguna paling besar dari pelayanan kesehatan dengan pengobatan komplementer alternatif, khususnya pijat, jamu, dan aromaterapi untuk wanita hamil. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan komplementer pada kehamilan oleh bidan di Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif <em>Miles and Huberman</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam memberikan pelayanan komplementer kehamilan oleh bidan, yaitu pengetahuan, sarana prasarana yang mendukung, dan adanya peluang. Sedangkan faktor penghambat dalam memberikan pelayanan komplementer kehamilan oleh bidan yaitu waktu, tempat, kurangnya SDM dalam memberikan pelayanan komplementer kehamilan, komunikasi bidan, kurangnya kesadaran masyarakat, dan sebagian besar bidan belum mengikuti pelatihan komplementer. Disimpulkan bahwa pengetahuan bidan dan sarana pendukung menjadi faktor penentu keberhasilan pelayanan komplementer pada kehamilan.</p>2023-06-27T18:14:43+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/526Promoting Collaboration in Supporting the Sustainable Governance of Educational Forest Areas2023-06-27T23:50:02+07:00I Gede Eko Putra Sri Sentanusentanu.murthi@gmail.comYuliannova Lestarisentanu@ub.ac.idGeorges Olemanu Lohalosentanu@ub.ac.id<p>Agroforestry is designed to offer benefits to communities and improve community welfare. This research focuses on collaborative governance theory that intends to understand the history and management of agroforestry systems in UB Forest and related issues during the transition from Perhutani management to Universitas Brawijaya. The purpose is to understand issues related to agroforestry policies and regulations from the central/local government. This research adopts and confirms the theory developed by Ansell and Gash regarding collaborative governance. Case studies, including interviews, observations, and documentation were used in this research. The Mcnabb model technique was used in data analysis. The results show that the natural conversion of forests into agricultural land causes many problems, such as decreased soil fertility, erosion, extinction of flora and fauna, floods, droughts, and even changes in the global environment. It can be concluded that there are still some issues related to communication and commitment to the process. UB Forest adheres to the ministerial decree and the three pillars of higher education, but other actors have not committed because there is no written regulation.</p>2023-06-27T19:03:55+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/529Uji Ekstrak Biji Kopi Hijau (Coffea canephora var. robusta) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes dan Staphyolococcus aureus Secara Difusi2023-06-28T16:37:52+07:00Nurul Nurhayatisiskatatiana@gmail.comAnita Dwi Septiarinisiskatatiana@gmail.comPutri Aisyahsiskatatiana@gmail.com<p>Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit paling umum ditemukan di semua usia yang salah satu penyebabnya adalah infeksi bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. Kopi dapat menjadi alternatif lain untuk mengatasi resistensi antibiotik karena memiliki senyawa antibakter Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak biji hijau kopi robusta yang paling optimal sebagai antibakteri <em>P. acne</em> dan <em>S.aureus</em>. Ekstraksi biji hijau kopi robusta dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, pengujian antibakteri dari biji hijau kopi robusta dilakukan dengan metode difusi agar untuk menentukan LDH dengan konsentrasi 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%. Kontrol positif menggunakan <em>Ciprofloxacin</em> 5 ppm dan kontrol negatif menggunakan DMSO 1%. Hasil penelitian menunjukan ekstrak biji hijau kopi robusta paling efektif terhadap <em>S.aureus</em> didapatkan pada konsentrasi 50%, yaitu dengan lebar daya hambat paling besar 33,1±0,05 mm. Sedangkan terhadap <em>P. acne</em>, ekstrak biji hijau kopi robusta paling efektif dengan konsentrasi 50% dengan lebar daya hambat sebesar 30,4±0,35 mm. Disimpulkan bahwa biji kopi hijau berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif bahan antijerawat.</p>2023-06-27T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/532Uji Aktivitas Antihipertensi Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia pinnata J.R. Forster & G. Forster) pada Tikus Jantan yang Diinduksi Angiotensin II dengan Parameter Blood Flow2023-06-27T20:40:55+07:00Jaka Seprianto Lepangkarijakafarm06@gmail.comNovi Elisajakafarm06@gmail.comIrvan Charles Seran Klaujakafarm06@gmail.com<p>Hipertensi adalah naiknya tekanan darah sistolik dan diastolik lebih dari 140/90. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antihipertensi adalah matoa yang mengandung senyawa Quercetin-3-O-rhamnoside dan Kaemferol 3-O-rhamnoside yang diyakini berpotensi sebagai antihipertensi. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui persentase penurunan blood flow pada tikus jantan yang diinduksi angiotensin II menggunakan ekstrak etanol daun matoa. Pengerjaan ini dimulai dengan membuat ekstrak etanol dari daun matoa dan membaginya dalam 3 variasi dosis, yaitu 75 mg/kgBB, 150 mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB, kemudian diberikan perlakuan ke hewan uji yang telah diinduksi angiotensin II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi 3 dosis ekstrak etanol daun matoa dengan dosis 75 mg/kgBB, 150 mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB, menunjukkan hasil berbeda. Ekstrak etanol daun matoa dengan dosis 75 mg/kgBB memiliki persentase penurunan 44.47%. Ekstrak etanol daun matoa dengan dosis 150 mg/kgBB memiliki persentase penurunan 53.36%. Ekstrak etanol daun matoa dengan dosis 300 mg/kgBB memiliki persentase penurunan 67.35%. Disimpulkan bahwa ekstrak terbaik yang berpotensi dalam menurunkan sirkulasi aliran darah atau blood flow adalah ekstrak etanol daun matoa dosis 300 mg/kgBB.</p>2023-06-27T18:34:38+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/536Added Value of Canned Patin Fish as a Product of Patin Fish Agroindustry from South Sumatera2023-06-27T23:21:11+07:00Beta Nataliabetanatalia2023@gmail.comElisa Wildayanaewildayana@unsri.ac.idRiswani RiswaniRiswani_Johan@yahoo.co.id<p><em>The South Sumatra Provincial Government has provided processed food canning production facilities for developing downstream food industry products produced by food MSMEs in South Sumatra Province. Information related to the added value obtained from the canning business of processed food products and their marketing conditions is still not widely known. The purpose of this study is to calculate income and analyze the added value of fresh Patin fish in canned Patin fish Pindang products. This research was conducted at the location of the </em><em>Regional Research and Development Board</em><em> processed food canning production facility in South Sumatra Province with purposive sampling, namely </em><em>canned </em><em>Patin fish </em><em>Pindang</em><em> with the brand “Tangkep” </em><em>processed with</em><em> canning facilities provided by the South Sumatra Provincial Government through </em><em>Regional Research and Development Board</em><em>. </em><em>T</em><em>he Hayami method</em><em> was used for t</em><em>he calculation of added value analysis for canned Patin fish </em><em>Pindang </em><em>products. The results showed that the profits obtained based on added value analysis, namely 51% of the sales of </em><em>the products</em><em>, were received by business actors, namely </em><em>the Tangkep </em><em>MSME</em><em>s</em><em>. It </em><em>can be</em><em> concluded that the processing of fresh Patin fish into canned Patin fish Pindang products </em><em>was</em><em> classified as profitable with high added value because the value-added ratio </em><em>was</em><em> > 40%.</em></p>2023-06-27T18:42:15+07:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/538Economic Feasibility of Floating Cultivation System on Swampland2023-06-27T20:19:09+07:00Desri Yesidesriprays03@yahoo.comTili Kareninadesriprays05@gmail.comWenni Tania Defriyantidesriprays05@gmail.comAchmad Ubaidillahachmadu79@gmail.com<p><em>Swampland is one of the agroecosystems that has not been optimally utilized, especially in agriculture. This land is included in sub obtimal land in South Sumatera province. This research aims to determine the feasibility of horticulture cultivation efforts with floating methods on swampland. The location of the research was the swampland in Srimulya Village, Sematang Borang District of Palembang City on inundated season from January to June. This study was conducted by combining interview methods and participatory observation with respondents. The method used in determining economic feasibility was business feasibility analysis using R/C and B/C Ratios. The types of data processed were primary data and secondary data with quantitative type. Based on the results, it can be concluded that floating cultivation system for kale can add family income to swampland. With the total cost of each harvest being Rp 4.390.000,00 , an acceptance of Rp 14.000.000,00 is obtained. The net income earned every harvest is Rp 9.610.000,00. The Revenue / Cost Ratio is 3.19 while Benefit / Cost Ratio is 2.19. It can be concluded that the floating cultivation system is feasible to be implemented on swampland.</em></p>2023-06-27T18:48:22+07:00##submission.copyrightStatement##