IDENTIFIKASI SEROVAR BAKTERI LEPTOSPIRA PADA TIKUS KAITANNYA DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI BEBERAPA KABUPATEN DI PROVINSI JAWA TENGAH

Tri Ramadhani(1), Diah Widiastuti(2)

(1) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
(2) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
() Korespondensi Penulis
Abstrak Dilihat: 4489 , PDF Unduh: 2601
Kata Kunci: Serovar, Tikus, Leptospirosis, Bakteri

Abstrak

Leptospirosis adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen, menyerang hewan dan manusia. Penyakit ini lebih sering terjadi dan luas penularannya pada musim penghujan. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan urin yang terinfeksi leptospira atau kontak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi. Tahun 2013 jumlah kejadian leptospirosis di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 130 dengan CFR 10,8%. Penelitian dilakukan di Kabupaten Demak, Pati, Banyumas dan Klaten yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap angka kejadian leptospirosis di Jawa Tengah. Tujuan penelitian menganalisis serovar bakteri leptospira pada tikus terhadap kejadian leptospirosis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Data kejadian leptospirosis diperoleh dengan melakukan screening pada penderita suspect leptospirosis, data tikus diperoleh dari survei dengan perangkap hidup. Identifikasi bakteri leptospira dengan metode MAT (Microscopic Aglutination Test). Hasil penelitian menunjukkan 3 sampel serum manusia terinfeksi bakteri leptospira dari 19 sampel yang diperiksa. Serovar bakteri leptospira teridentifikasi L.Icterohaemorhagiae dengan titer 1/400, L.Javanica 1/1600, L.cynopteri 1/100, L.bataviae 1/400, L.Naam 1/320, L.Sejroe 1/160 dan L.Castello 1/320. Tikus positif bakteri leptospira sebanyak 3 dari 126 sampel yang diperiksa, dengan serovar L. icterohaemorhagie, L.Javanica, L. Pyrogenes, L. Cynopteri dengan titer 1/100 ~ 1/1600. Penderita leptospirosis dapat terinfeksi bakteri leptospira lebih dari satu jenis serovar demikian juga pada tikus. Ada kesamaan serovar bakteri pada human dan tikus sebagai reservoirnya.Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan mengurangi kepadatan tikus di lingkungan pemukiman dan meningkatkan personal hygiene.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah TW 2 Tahun 2014.
2. Zelvino, Evi. 2005. Tujuh Orang terjangkit Leptospirosis.
http://www.Tempo interaktif.com, htm
3. (INFECTIOUS DISEASE INFORMATION CENTER, 2005)
4. Anonymous. (2009). Overview of the leptospira bacterium itself. The Leptospirosis Information Center. Diakses pada 12 April 2010
5. Subronto. "1". di dalam Nunung Prajanto (dalam bahasa Indonesia). Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing (edisi ke-1). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal. 188-192. ISBN 979-420-611-3
6. Dharmojono. "1" (dalam bahasa Indonesia). Leptospirosis-Antthrax-Mulut dan Kuku-Sapi Gila, Waspadailah Akibatnya! (edisi ke-1). Jakarta: Pustaka Populer Obor. hal. 1-10. ISBN 979-461 397-5
7. Yuliarti, Nurheti. "1". di dalam Agnes Heni Triyuliana (dalam bahasa Indonesia). Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan (edisi ke-1). Yogyakarta: Andi Offset. hal. 243-250. ISBN 979-763-842-1
8. Mari Okatini, Rachmadhi Purwana, I Made Djaja (2007 Juni). "Hubungan Faktor Lingkungan dan Karakteristik Individu terhadap Kejadian Penyakit Leptospirosis di Jakarta, 2003-2005." (PDF). Makara, kesehatan 11: 17-24 Diakses pada 17 April 2010
9. Ristiyanto, 2007. Modul Pelatihan Rodentologi. B2P2VRP Salatiga
10. Levet PN, Branch SL, Whittington CU, Edwards CN, Paxton H. Two methods for rapid serological diagnosis of acute leptospirosis. Clin Diagn Lab Immunol 2001; 8: 349-351
11. David LH. Control of Communicable Diseases Manual. Nineteenth ed. 20001-3710: American Public Health Association and World Health Organization, Washington, DC. 2008.2. Chin J. Control of Communicable Diseases Manual (17, th ed.) Washington DC. 2000
12. Bambang Supraptono, Bambang Sumiarto, Dibyo Pramono, Interaksi 13 Faktor Risiko Leptospirosis Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011
13. Assimina Zavitsanou,Fotoula babatsikou, “A leptospirosis : Epidemiologi and Preventive measures,HSJ-Health Science Journal Volume 2, Issue 2, 2008
14. Farida D.H, Ristiyanto, Distribusi dan Faktor Risiko Lingkungan Penularan leptospirosis di Kabupatena Demak Jawa Tengah , Jurnal Media Litbangkes Volume XVIII nomor 4 tahun 2008
15. Brooks, I.E. and P.P. Rowe, 1979.Commensal rodents control, Vector Control,Series, Training and Information Guide.WHO/VBC/79.726.
16. Kusmiayati,et al, Leptospirosis pada Hewan dan Manusia di Indonesia
17. Brooks, G.F., J.S. Butel dan S.A. Morse,.Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran Jakarta. 2001
18. Anies,Suharyo Hasisaputro,M Sakundarno,Suhartono, Lingkungan dan Perilaku pada Kejadian Leptospirosis, Media Medika Indonesiana Volume 43, Nomor 6 Tahun 2009
19. Berty Mutiningsih, Setyawan Budihartarta, Suharyanto Supard, Faktor Risiko Kejadian Leptospirosis di Yogyakarta dan sekitaranya,Jurnal Sain Kesehatan, 17 (3) Juli 2004
20. Wagenaar, J,R.l.Zuener, David ALT and C.A. Bolin 2000, Comparison ol polymerase chain reaction assays with bacteriologic culture, immunofluoresence, and nucleic acid hybridization for detection ol Leptospira borgpetersenii serovar hardjo in urin of cattle. AJVR 61(3):316-320
21. Johnson M.A., Smith H., Joseph P., Gilman RH., Bautista CT., Campos KJ.,et.al. Environmental exposure and leptospirosis, Peru. Emerging Infectious Disease Vol 10 No.6 Juni 2004. p.1016-1022
22. Everett, Leptospirosis. http://www.leptospirosis travel medicine for the traveler.2001
Diterbitkan
2020-07-01
Bagaimana Mensitasi
Ramadhani, T., & Widiastuti, D. (2020). IDENTIFIKASI SEROVAR BAKTERI LEPTOSPIRA PADA TIKUS KAITANNYA DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI BEBERAPA KABUPATEN DI PROVINSI JAWA TENGAH. Publikasi Penelitian Terapan Dan Kebijakan, 8(3). https://doi.org/https://doi.org/10.46774/pptk.v8i3.286