PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI CABE MERAH MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI USAHATANI DI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

Suparwoto Suparwoto(1), Waluyo Waluyo(2), Jumakir Jumakir(3)

(1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan1
(2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan1
(3) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
() Korespondensi Penulis
Abstrak Dilihat: 2402 , PDF Unduh: 2380
Kata Kunci: Cabe merah, usahatani, teknologi anjuran

Abstrak

Kegiatan ini dilaksanakan di Banyuasin III, Sumatera Selatan pada tahun 2008/2009 di lahan kering dataran rendah. Tujuan untuk meningkatkan produksi cabe merah dengan penerapan teknologi anjuran. Perlakuan penerapan teknologi anjuran dan teknologi petani pada usahatani cabe merah. Teknologi tersebut dilaksanakan oleh 4 petani dengan luasan masing-masing 0,1 ha. Parameter agronomis dianalisis dengan uji statistik yaitu uji kesamaan nilai tengah (uji–t) dan kelayakan finansial usahatani cabe merah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan teknologi anjuran berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang, lebar kanopi, jumlah buah/tanaman, berat 10 buah, dan berat buah segar/0,1 ha kecuali tinggi tanaman, tetapi secara
tabulasi teknologi anjuran budidaya cabe merah lebih baik daripada teknologi petani. Produksi buah segar sebesar 400,5 kg/ 1000 m² lebih tinggi dibandingkan teknologi petani (228,9 kg/ 1000 m²). Keuntungan yang diperoleh usahatani cabe merah dengan penerapan teknologi anjuran sebesar Rp 2.024.000/1000 m² lebih besar daripada teknologi petani Rp 1.040.000/1000 m² dengan nilai BC ratio 1,02 dan usahatani tersebut layak untuk dikembangkan dengan nilai MBCR 1,34.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

1. Sumarni, N dan Agus Muharam. 2005. Budidaya tanaman cabe merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai. 1 September 2011.
3. Pasandaran, E dan P.U.Hadi. 1994. Prospek komoditas hortikultura di Indonesia dalam kerangka pembangunan ekonomi. Prosiding Raker Puslitbang Hortikultura Di Solok, 17-19 Nopember 1994.
4. Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik Indonesia Tahun 2009. Badan Pusat Statistik Indonesia.
5. Agung, I DG, NI Wayan Putu Artini dan Nyoman Ratna Dewi. 1999. Analisis usahatani cabe merah di desa Perean Tengah, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. http://mediaanakindonesia.wordpress.com.
6. Malian, A. Husni. 2004. Analisis ekonomi usahatani dan kelayakan finansial teknologi pada skala pengkajian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian dan Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif (The Participating Development of technology Transfer Project (PAATP). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
7. Hidayat, A., R. Rosliani, A.A. asandhi, dan N. Sumarni. 2003.Optimasi penggunaan input produksi dalam usahatani sayuran Leisa di dataran tinggi. Laporan Hasil Penelitian. Balitsa. Lembang.
8. Sutejo, M.M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
9. Sosiawan, N. 2004. Respon Tanaman Sawi terhadap Pupuk Daun Nutra-Phos N dengan Konsentrasi Bervariasi. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 8 (1), Jambi.
10. Arifin, Z ; Sowono, S ; Roesmarkam ; Suliyanto dan Sartino. 1999. Uji adaptasi varietas galur harapan padi sawah berumur sedang. Dalam : Roesmiyanto (ed). Prosiding Seminar Hasil Penelitian /Pengkajian BPTP Karang Ploso. Badan Litbang Pertanian Malang.
11. Las, I. 2003. Peta perkembangan dan pemanfaatan varietas unggul padi. Dokumen, Oktober 2003.
Diterbitkan
2020-07-01
Bagaimana Mensitasi
Suparwoto, S., Waluyo, W., & Jumakir, J. (2020). PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI CABE MERAH MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI USAHATANI DI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN. Publikasi Penelitian Terapan Dan Kebijakan, 6(1). https://doi.org/https://doi.org/10.46774/pptk.v6i1.228