KARAKTERISTIK KONTAINER TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI DI SEKOLAH DASAR
Abstrak
Latar Belakang: Tempat perkembangbiakan vektor DBD adalah kontainer di dalam dan di luar gedung sekolah. Ada tidaknya jentik nyamuk Aedes aegypti dalam suatu kontainer dipengaruhi oleh jenis, letak, warna, bahan, kondisi tutup dan volume kontainer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kontainer terhadap keberadaan jentik nyamuk Ae aegypti di
sekolah dasar.Metode: Desain penelitian potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan survey jentik pada sekolah dasar di Kec. Baturaja Timur dengan metode single larva. Penelitian dilakukan di Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering Ulu Prop. Sumsel selama tiga bulan pada tahun 2008 Hasil: Dari 37 sekolah yang diperiksa, 20 sekolah ditemukan positif jentik dan 17 sekolah tidak ditemukan jentik. Dari 182 kontainer yang ditemukan berisi air, sebanyak 54 kontainer ditemukan positif jentik. Jentik yang ditemukan sebagian besar (91%) adalah Ae aegypti. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perbedaan warna kontainer (gelap dan terang) dengan keberadaan jentik nyamuk (P=0,017, 95% CI =1,2-2,9). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara perbedaan jenis kontainer, letak kontainer, bahan kontainer, kondisi tutup kontainer dan volume air dalam kontainer, dengan keberadaan jentik. Kesimpulan: Ada perbedaan yang bermakna ditemukannya jentik atau tidak, pada kontainer yang berwarna gelap dengan kontainer yang berwarna terang. Kontainer warna gelap lebih disukai sebagai tempat berkembangbiak nyamuk Ae aegypti. Oleh karena itu disarankan untuk mengupayakan pembersihan kontainer secara rutin, sehingga tidak timbul kotoran/lumut yang menyebabkan kontainer terkesan menjadi gelap.
Unduhan
Referensi
2. Laporan program Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Kab. OKU; 2008.
3. Sugianto S. Demam Berdarah Dengue, tinjauan dan temuan baru di era 2003. Surabaya Airlangga university press;2004
4. Abednego H. Perkembangan 5 tahun Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Acta Medika Indonesia.1997, vol 29.
5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman survey entomologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Ditjen PPM & PL; 2003.
6. Departemen Kesehatan RI. Pemberantasan vektor dan caracara evaluasinya. Jakarta. Ditjen PPM&PLP; 1987.
7. Priyo. Keadaan iklim dan sumber air alam kaitannya dengan kepadatan jentik Ae aegypti dan insiden DBD di Jakarta Selatan (tesis). Universitas Indonesia;1998.
8. Hasyimi. Kesenangan bertelur Aedes sp. Cermin Dunia Kedokteran. 1994, nomor 92.
9. Soedarto. Entomologi Kedokteran. Jakarta. EGC; 1992
10. Wulandari T. Vektor Demam Berdarah dan Penanggulangannya. Mutiara Medika. 2001;vol 1 no 1.
11. Sungkar S. Pengaruh jenis TPA terhadap kepadatan dan perkembangan larva Ae aegypti. Majalah kedokteran. 1994; vol 44.
12. Departemen Kesehatan RI. Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Ditjen PPM & PL; 2003.
13. Hasyimi, Soekirno. Pengamatan tempat perindukan Ae aegypti pada tempat penampungan air rumah tangga pada masyarakat pengguna air olahan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2004; vol 4 no 3.
14. Hasyimi. Ae aegypti sebagai vektor DBD berdasarkan pengamatan di alam. Media Litbangkes. 1993;vol 3 no 2.
15. Hendarwanto. Dengue. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1987














