PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA PERMETHRIN DI DESA SELEMAN KECAMATAN TANJUNG AGUNG KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan kelambu permethrin oleh masyarakat yang telah dibagikan di Kabupaten Muara Enim sejak tahun 2006. Penelitian yang bersifat observasional ini telah dilakukan di Desa Seleman Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim pada bulan April hingga November 2010. Telah dilakukan wawancara terhadap 70 responden (diambil dengan metode acak sederhana) dari 261 Kepala Keluarga yang telah menerima kelambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kelambu yang dimiliki masyarakat saat ini merupakan kelambu yang dibagikan tahun 2006 (82,9%). Hanya 32 responden (45,7%) yang mengetahui tujuan dibagikannya kelambu, karena umumnya responden tidak mendapat penjelasan saat kelambu dibagikan (51,4%). Masih banyak responden yang belum memahami beda antara kelambu
berinsektisida dengan kelambu biasa (57,1%). Meskipun 95,52% kelambu dipakai setiap hari, namun hanya 54,29% saja yang mengetahui cara pemakaian. Umumnya yang tidur berkelambu adalah seluruh anggota keluarga (58,20%). Dari 65,7% responden yang melakukan pencucian kelambu, 78,26% di antaranya tidak mengetahui cara pencucian kelambu yang benar. Sebagian besar responden menjemur kelambu di bawah cahaya matahari langsung (76.09%). Seluruh responden belum mengetahui tindakan pemanasan kelambu (heat-assisted regeneration). Meskipun telah memakai kelambu, 65,72% responden juga menggunakan anti nyamuk bakar. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai tujuan pembagian kelambu, cara pemakaian, cara pencucian dan siapa saja anggota keluarga yang diprioritaskan untuk tidur berkelambu pada saat kelambu dibagikan pada masyarakat. Selain itu perlu juga disosialisasikan mengenai tindakan pemanasan kelambu (heat-assisted regeneration) dalam
rangka meningkatkan keefektifan insektisida di dalam kelambu.
Unduhan
Referensi
2. Dinas Kesehatan. Kabupaten Muara Enim. 2010. Laporan Pendistribusian Kelambu Muara Enim. Sumatera Selatan.
3. Departemen Kesehatan. 2006. Panduan Penggunaan Kelambu Beinsektisida Untuk Tokoh Masyarakat, LSM, & Kader Kesehatan. Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan. Puslitbang Ekologi & Status Kesehatan. Jakarta.
4. Jeyalakshmi,T, R. Shanmugasundaram & B. Murthy. 2006. comparative efficacy and persistency of permethrin in Olyset R net and conventionally treated net against Aedes aegypti and Anopheles stephensi. J. Amer. Mosq. Ctrl. Assoc. 22(1): 107-110.
5. Hadi UK, Francisxus XK, Dwi JG, Susi S, Etik S. 2008. Studi Efikasi Kelambu Olyset .® di Kabupaten Bangka. Laporan Penelitian. Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. Bogor.














