POLA PENGGUNAAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL DI DESA SEGARA KEMBANG DAN DESA TUNGKU JAYA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
Abstrak
Kelompok etnis tradisional di Indonesia memiliki karakteristik dan identitas budaya yang berbeda, sehingga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumber daya nabati di lingkungan mereka juga berbeda, termasuk penggunaan tanaman sebagai obat
tradisional. Studi ini mencoba untuk mengeksplorasi jenis tanaman obat lokal yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu dan pola penggunaan tanaman obat tradisional di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Penelitian ini merupakan studi non-intervensi dengan rancangan potong lintang yang dilakukan di Desa Segara Village Bunga dan tungku Jaya. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan observasi tanaman obat. Deskripsi pola penggunaan obat tradisional pada umumnya, orang menggunakan obat tradisional sebagai pelengkap obat lain untuk mengobati penyakit (Segara Village Bunga = 63%, Desa Jaya tungku =84,3%). Jenis obat tradisional yang sering digunakan berasal dari tumbuhan (Segara Village Bunga = 98,8%, Desa Jaya tungku = 80,9%). Sebagian besar alasan penggunaannya karena
tradisi leluhur dari generasi ke generasi (Desa Segara Kembang = 61,9%, Desa Jaya tungku = 47,2%). Tanaman obat tradisional biasanya berasal dari kebun sendiri (Desa Segara Kembang = 44%, Desa Jaya tungku = 58,3%). Penggunaan obat-obatan tradisional mayoritas digunakan
dalam pengobatan penyakit (Desa Segara Kembang = 72,6%, Desa Jaya tungku = 91,7%). Bagian tanaman yang sering digunakan adalah umbi, akar, daun, buah, batang, bunga dan kulit batang.
Unduhan
Referensi
20Tanaman%20Obat%20di%20Indonesia&&nomorurut_artikel=293 (diakses 1 September 2010)
2. Tukiman. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Untuk Kesehatan Keluarga. Ditelusuri dari : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-tukiman.pdf (diakses 1 September 2010)
3. Dharma A., Uji Bioaktifitas Metabolit Sekunder. Makalah Workshop Peningkatan Sumber Daya Alam Hayati dan Rekayasa Bioteknologi. FMIPA UNAND, Padang 2001
4. Rifai MA., Pemasakinian Etnobotani Indonesia : Suatu Keharusan demi Peningkatan Upaya Pemanfaatan, Pengembangan dan Penguasaannya. Prosiding Seminar Nasional Etnobotani III ( 5-6 Mei 1998, Denpasar-Bali)1998: 352-356.5. Lemeshow, S., Hosmer Jr, DW., Klar, J., dan Lwanga, SK. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press. 1997
6. WHO., Traditional Medicine, Ditelusuri dari : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/ (diakses 1 September 2010)
7. Supardi S., Jamal S., Raharni., Pola Penggunaan Obat, Obat Tradisional, Dan Cara Tradisional Dalam Pengobatan Sendiri Di Indonesia. Ditelusuri dari http://apotekputer.com/ma/index.php? option=com_content&task=view&id=131&itemid=63 (diakses 1 September 2010)
8. Wijayakusuma Hembing HM., Delimartha S., Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi, Penebar Swadaya, Cetakan ke 4, Jakarta 1994.
9. Sarodja., Identifikasi Fraksi Polar Biji Psophocorpus Tetraganolobus (1) De dan Pengaruhnya Terhadap Tekanan Darah Kelinci Secara Invivo, Yogyakarta : Fakultas Farmasi, UGM 1998.
10. Santoso SS., Suharjo., Obat Tradisional Untuk Penyakit Tekanan Darah Tinggi Dari Pengobatan Tradisional (BATTRA) Di DKI Jakarta, D.I Yogyakarta dan Surabaya. Media Litbang Kesehatan Volume XIII No. 1 Tahun 2003 hal. 6-13
11. Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Litbang Kesehatan., Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1, Jakarta 2000.
12. Mursito B., Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria, Penebar Swadaya, Jakarta 2002.
13. Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Litbang Kesehatan., Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid (IV), Jakarta 2000.
14. Sari, LORK., Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfat Dan Keamanannya Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.1, April 2006 01-07














