KONDISI KINI DAN PELUANG MENGEMBANGKAN DUKU

Kartini M. Deroes(1), Andi Wijaya(2)

(1) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
(2) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
() Korespondensi Penulis
Abstrak Dilihat: 3120 , PDF Unduh: 2581
Kata Kunci: Duku, teknologi budidaya, integrasi, konfrehensif

Abstrak

Plasma nutfah duku berasal dari Asia Tenggara. Pohon-pohon duku banyak tersebar di negara-negara Malaysia, Indonesia dan Thailand. Tanaman duku telah dikenal dan ditanam penduduk Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Pohon-pohon duku terdapat di hampir seluruh
provinsi di Indonesia. Ada kecendrungan konsumsi buah duku meningkat dari tahun ke tahun, peluang pasar ekspor juga tebuka. Namun, ironis bahwa pembudidayaan pohon duku masih sangat tradisional. Sebagian besar pohon duku yang ada sekarang sudah berumur tua dan berasal dari biji duku yang tumbuh sacara alami. Masa panen sangat tergantung pada cuaca, jika musim hujan berubah, maka masa panenpun berubah pula. Petani duku mempunyai posisi tawar yang rendah, terjadi perbedaan yang sangat besar antara harga yang diterima petani dan harga yang harus dibayar konsumen. Upaya mengembangkan duku, harus dimulai dengan menerapkan teknologi budidaya yang tepat, teknologi panen dan pasca panen yang tepat, serta membangun sistem agribisnis duku. Suatu program yang terintegrasi dan konfrehensif harus dilaksanakan.
Program yang dimaksud berupa serangkaian penelitian dan pengembangan yang berkesinambungan mencakup pengadaan bibit berkualitas, inovasi “Good Argicultural Practice”(GAP), “Good Handling Practice” (GHP), dan” Supply Chain Managemen” (SCM)t duku.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

1. Coronel, R.E. 1983. Promising Fruits of The Philippiness. College of Agriculture, University of The Philippiness. Los Banos.
2. Rao, A.N. 1997. Research review on underutilized tropical fruits. Prosiding Seminar Buah Tropis Sumatera dan Kalimantan. Palembang, 4 Juli 1997
3. Karjono. 2002. Duku, sumber paling mahal. Trubus 33:48
4. DirJen Bina Produksi Hortikultura. 2004. Laporan tahunan Produksi Hortikultura Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.
5. Deroes, K.M. 2003. Duku, the mascot of flora of South Sumatera Province. Proceeding International Seminar on Organic Farming and Sustainable Agriculture in the Tropic and Subtropic. Palembang, 8-9 October 2003
6. Sjahrul, Z., D.P. Priadi, K.M. Deroes, dan E.S. Titaley. 1997. Prosiding Seminar Buah Tropis Sumatera dan Kalimantan. Palembang, 4 Juli 1997
7. Deroes, K. M., F. Asyiek, K. Gozali, Sabarudin, A. Wijaya, A. Yanuriati, M. Mursidi, C. Irsan, A. Umayah, and Marsi. 2008. Duku Development. Paper presented at International Symposium on Tropical and Subtropical Fruits. Bogor, 11-14 June 2008.
8. Yanuriati, A. 2004. Pengendalian kerusakan pasca panen buah duku secara alami (studi kasus pada duku Palembang). Makalah diprentasikan pada Seminar PERHORTI, Jakarta 22 September 2004
9. Yanuriati, A dan R. Pembayun. 2003. Improvement of the postharvest method and handling to reduce postharvest decay of duku Palembang. Proceeding 21st
10. Silitonga, C. 1994. Pengembangan pasar hasil pertanian. Prosiding Seminar Pembangunan Pertanian untuk Mengatasi Kemiskinan. PERHEPI. Jakarta
11. Komala, S.R. 2005. Analisis usahatani duku dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga petani di Kab. Ogan Komering Ilir. Tesis. PS Agribisnis Pasca Sarjana UNSRI
Diterbitkan
2020-07-01
Bagaimana Mensitasi
Deroes, K., & Wijaya, A. (2020). KONDISI KINI DAN PELUANG MENGEMBANGKAN DUKU. Publikasi Penelitian Terapan Dan Kebijakan, 4(2). https://doi.org/https://doi.org/10.46774/pptk.v4i2.191